"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (QS. Al-Kahfi [18]:46)
Dalam Al-Quran disebutkan, harta dan anak adalah keindahan dan kesenangan hidup. ini artinya, baik harta maupun anak, adalah dua hal yang berpotensi besar dapat memberikan kebahagiaan kepada seseorang. Harta mampu membuat seseorang berkuasa, memiliki apa saja yang ia inginkan, bahkan bisa menjadi media untuk menyenangkan orang lain. Sedangkan anak, bisa menciptakan kesenangan dan kebanggaan, saat ia benar-benar tumbuh menjadi manusia yang berkualitas.
Berkualitas di sini dapat diartikan, menjadi anak yang berguna untuk agamnya dan negaranya. Bermanfaat untuk semua makhluk di dunia, serta berlomba-lomba dalam kebaikan. Apa lagi kalau anak tersebut dapat berakhlak mulia sesuai ajaran Islam dan budaya ke Timuran.
Namun, baik harta maupun anak sama-sama tidak ada yang abadi. keduanya bisa musnah, mengecewakan dan meleset dari apa yang kita harapkan. karena sifatnya yang fana, maka keduanya tidak bisa menjadi tumpuan hidup. Tetaplah Allah SWT semata, sebaik-baiknya tumpuan dalam hidup setiap hambanya.
Harta dan anak bisa menjadi perhiasan dan kesenangan, saat keduanya diperlukan dengan cara-cara yang makruf. Seperti harta yang tidak bisa ditangani dengan cara penuh keserakahan, kesombongan, pamer dan pelit, sebab akan menggerus makna "perhiasan" dan "kesenangan yang sesungguhnya".
Demikian juga anak, tidak bisa diperlakukan sembarangan, sebab ia akan kehilangan makna haq-nya sebagai "perhiasan dan kesenangan". Anak butuh diperlakukan dengan baik, didik dengan serius, didampingi sampai benar-benar matang, dibekali pengetahuan agama, ditanamkan nilai-nilai karimah dan lain sebagainya. dengan semua itu, barulah seorang anak bisa tumbuh menjadi manusia yang innshaallah berada di jalan Allah.
Jika anak diperlakukan dengan cara-cara yang keliru, alih-alih menjadi perhiasan dan kesenangan melainkan menjadi kesengsaraan.