Biasanya kita menjumpai petani ada di kampung dengan lahan yang luas, tapi beda dengan kelompok tani ini, mereka bertani di pemukiman padat penduduk dengan memanfaatkan barang-barang bekas, gang-gang sempit disulap jadi kebun sayur organik atau biasa disebut urban farming. Dengan adanya kebun sayur organik, warga sekitar merasakan manfaat yang sangat luar biasa, selain kampung bersih dan asri, hasil tanamannya bisa dijual.
Semakin sempitnya lahan, terutama di perkotaan membuat masyarakat kebingungan untuk memperkuat ketahanan pangan sendiri khusus nya bagi kebutuhan sendiri. Semisal ketika lombok mengalami kenaikan harga membuat masyarakat kebingungan. Hal itu dapat diatasi dengan menam lombok sendiri di perkarangan rumah namun hal tersebut menjadi halangan apabila di wilayah perkotaan. nah kali ini kita dapat belajar dari kampung yang memanfaatkan lahan sempit sebagai kebun.
1. Urban farming ternyata banyak jenisnya !
Dikutip dari laman simplicable.com dan online.aurora.edu, ada banyak jenis urban farming yang bisa kamu coba. Beberapa diantaranya adalah vertikultur, taman dinding, taman rooftop, hidroponik, akuaponik, pertanian indoor (indoor farming), rumah kaca (greenhouse), kebun komunitas (community garden), dan masih banyak lagi. Selain itu, skala urban farming pun bervariasi, mulai dari skala rumah tangga hingga skala komersial.
2. Urban farming berkontribusi mengatasi masalah kelaparan
Situs fao.org menyebut bahwa ada sekitar 200 juta petani urban farming di dunia yang mampu menyuplai makanan ke 700 juta orang, yaitu sekitar 12 persen populasi dunia. Laman tersebut juga menyebutkan bahwa urban farming menyediakan 30 persen konsumsi sayuran di Kathmandu, 50 persen di Karachi, dan 85 persen di Shanghai.
Di negara-negara berkembang, komoditas urban farming seperti buah, sayuran, babi, dan unggas mampu memenuhi 10-40 persen kebutuhan gizi keluarga di perkotaan. Dengan begitu, urban farming sebenarnya berperan besar bagi ketahanan pangan di perkotaan.
3. Urban farming bisa membantu menurunkan suhu di sekitarnya
Mengalokasikan lebih banyak ruang kota untuk menanam tanaman benar-benar bisa mengurangi suhu di kota. Dalam sebuah studi di Cardiff University pada tahun 2007, keberadaan taman rooftop dan taman dinding vertikal bisa menurunkan suhu udara di sekitarnya secara signifikan. Semakin luas area hijau yang dibuat, semakin besar efek pendinginan yang dihasilkan.
4. Urban farming membantu mengurangi polusi udara di perkotaan
Situs swiha.edu menyebut bahwa urban farming dapat meningkatkan kualitas udara di dekat sumber polusi udara. Laman tersebut juga menjelaskan bahwa dalam skala lebih besar, urban farming berkontribusi melawan perubahan iklim.
Ruang hijau di perkotaan pada dasarnya bisa mengurangi polusi karena tanaman menyerap karbon dan gas-gas rumah kaca, terang laman greentumble.com.
5. Menambah estetika lingkungan di sekitarnya
Kebun tanaman yang diasosiasikan dengan urban farming menyediakan manfaat estetika untuk lingkungan di sekitarnya, terang laman fao.org. Dengan urban farming, lingkungan perkotaan yang sebelumnya gersang dan kumuh bisa kamu sulap menjadi hijau dan cantik.
Manfaat lain yang mungkin bisa diharapkan dari urban farming yaitu pengembangan wisata hijau (green tourism) atau pembentukan cagar budaya di wilayah perkotaan.
6. Keterbatasan lahan sering menjadi kendala utama
Karena dilakukan di wilayah perkotaan, kekurangan lahan seringkali menjadi kendala utama urban farming. Gak sedikit warga perkotaan yang akan mengatakan mereka mau bertani kalau mereka punya akses ke lahan luas. Meski begitu, kamu sebenarnya tetap bisa melakukan urban farming secara vertikal, misalnya dengan metode vertikultur.
7. Urban farming gak hanya sebatas menanam tanaman sayur atau buah
Urban farming ternyata gak sekadar menanam sayur atau buah saja. Dilansir dari swiha.edu, urban farming juga melibatkan kegiatan peternakan (poultry), perikanan (aquaculture), agroforestry, dan hortikultura.
Di beberapa daerah, peternakan merupakan bagian penting dari urban farming. Di Kenya, ternak bahkan dibudidayakan di 17 persen rumah tangga perkotaan di Kenya.
Nah, itulah tadi beberapa fakta mengenai urban farming. Ternyata, bertani bisa dilakukan dimana saja, sekalipun kamu hanya punya lahan sempit di perkotaan. Jadi, tertarik melakukan urban farming gak nih?
Kata Kunci :
farming, farm together, farm ville, farming usa, farmingsimulator19, farming simu, farm ville 2 country escape, fram city,